Jumat, 30 September 2011

Mari bersiap sebelum sakit

[- Demak, 11.30 -]

Terdengar kabar ada salah seorang kawan yang sedang terbaring koma di rumah sakit. Stroke, katanya. Sosok yang hobi banget sama fotografi itu pernah satu kelas dengan saya di sebuah diklat dua tahun yang lalu. Meski belum sempat ngobrol secara intens waktu itu, tapi saya masih inget betul orangnya. Kalau tidak salah hitung, mungkin usianya sudah lewat empat puluh tahun.

Pikiran saya langsung membayangkan bagaimana kondisinya sekarang. Di ruang ICU yang steril dan dingin. Dengan selang infus atau apalah, yang menjulur di tangan. Atau mungkin juga lubang hidungnya. Berbagai piranti penyelamatan siaga di sekitar tempat tidurnya. Dan bebrapa perawat dengan pena dan selembar kertas di tangan, terlihat mencatat kondisinya dengan seksama.



Saya membayangkan betapa mudah Allah SWT membuat orang yang Dia kehendaki tergolek lemas seperti yang ada di dalam bayangan saya tadi. Semudah kehendak-Nya saat menyembuhkan hamba-hamba-Nya yang lain dari sakitnya. Dan bisa sangat mungkin suatu saat, itu juga terjadi pada kita.

Di dalam mobil menuju kantor tadi, beberapa kawan sempat membicarakan kondisinya. Beberapa di antaranya termasuk teman seangkatan. Diskusi pun bermuara ke arah, betapa tak ada artinya harta yang kita miliki saat kita dalam keadaan koma tanpa sadar. Keberadaan keluarga yang kita sayangi pun seperti tak ada pengaruhnya. Hanya ada kita sendiri yang berhadapan langsung dengan Allah SWT.

Kalau sudah begini, apalagi yang kita andalkan selain prestasi amal baik kita.

Saya teringat lirik lagu "Demi Masa" nya Raihan di salah satu baitnya.

"....sehat sebelum sakit ..."

Yah, mumpung kita masih sehat, masih kuat, mari kita persiapkan segalanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tinggalkan komentar disini